Mencegah Keracunan Makanan dengan Penerapan HACCP untuk MBG

Mencegah Keracunan Makanan dengan Penerapan HACCP untuk MBG dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bermanfaat untuk meningkatkan gizi bangsa. Program ini sudah berjalan sejak pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Akan tetapi, seiring perjalanannya beberapa kasus keracunan makanan terjadi. Disinilah penerapan HACCP untuk MBG diperlukan. Lantas, apa yang dimaksud dengan HACCP dan apa saja prinsip penerapannya? Berikut artikel selengkapnya!

Mencegah Keracunan Makanan dengan Penerapan HACCP untuk MBG

Penerapan HACCP untuk MBG

Kasus keracunan pangan dalam program MBG yang dicanangkan pemerintah, menunjukkan bahwa keamanan belum terjamin. Masyarakat yang harusnya beruntung mendapatkannya, justru terkena dampak buruk akibat kontaminasi yang tidak terdeteksi.

Selain itu, apabila makanan tidak memenuhi standar kebersihan sekaligus bahan baku terkontaminasi, maka keracunan pun bisa terjadi. Hal inilah yang nantinya akan merusak reputasi program. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah pun mulai pudar. Hal ini akan berdampak buruk bagi keberlangsungan program.

Disinilah, penerapan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) untuk MBG bisa jadi salah satu alternatif. Sistem ini dikembangkan oleh Dr. Howard Bauman sekitar tahun 1960-an. HACCP merupakan pendekatan guna mengidentifikasi serta mengontrol bahaya saat proses penyediaan makanan. Sementara, prinsip HACCP adalah mencegah permasalahan seperti keracunan di atas agar tidak terjadi.

7 Prinsip Utama HACCP untuk MBG

Prinsip-prinsip HACCP diatas mencakup analisis bahaya, identifikasi titik kendali kritis (CCP), pemantauan, hingga tindakan korektif apabila nanti diperlukan. Berikut uraian selengkapnya:

1. Analisis Bahaya (Hazard Analysis)

Prinsip pertama HACCP untuk MBG adalah menganalisis bahaya yang berpotensi muncul. Bahaya ini berupa mikrobiologis (bakteri, virus), kimiawi (pestisida, bahan berbahaya), dan fisik (kotoran, benda asing berbahaya). Dalam program MBG, analisisnya dari pengadaan bahan baku hingga penyajian. Melalui analisis tersebut diharapkan dapat menghindari atau mengurangi dampak negatif yang timbul seperti keracunan makanan.

2. Penentuan Titik Kendali Kritis (Critical Control Points/CCP)

Setelah proses identifikasi bahaya, maka selanjutnya adalah titik kendali kritis (CCP). Titik ini merupakan upaya guna mengontrol bahaya. Sebagai contoh, pemanasan makanan hingga suhu tertentu dengan tujuan membunuh bakteri berbahaya.

3. Penetapan Batas Kritis (Critical Limits)

Setiap titik kendali perlu adanya batas kritis yang cukup jelas. Hal ini akan menentukan apakah proses aman atau tidak. Contohnya, proses memasak daging harus mencapai suhu 75°C. Ini memastikan bakteri patogen Salmonella akan mati. Penetapan ini mampu memvalidasi bahwa proses telah aman.

Baca juga : jasa pengurusan sertifikasi ISO 9001

4. Pemantauan (Monitoring)

Proses selanjutnya adalah pemantauan. Ini melibatkan pengukuran atau pengamatan secara rutin. HACCP pada proses pemantauan ini bisa berupa memeriksa suhu memasak maupun kebersihan ketika persiapan. Tujuannya memastikan langkah pengendalian telah berjalan dengan benar.

5. Tindakan Korektif (Corrective Actions)

Apabila pemantauan benar, maka setelahnya ada tindakan korektif. Sebagai contoh, apabila suhu memasak terlalu rendah, maka harus dimasak ulang hingga suhu aman. Tindakan ini akan mencegah terjadinya keracunan makanan yang kerap mengancam jiwa.

6. Verifikasi (Verification)

Langkah selanjutnya adalah verifikasi untuk memastikan sistem HACCP untuk MBG berjalan dengan baik. Verifikasi bisa berupa pengujian sampel makanan. Dengan verifikasi tepat, maka bisa memastikan bahwa proses aman dan efektif.

7. Pencatatan dan Dokumentasi (Record Keeping)

Prinsip yang ketujuh atau terakhir adalah mencatat semua proses dari awal hingga terakhir verifikasi. Dokumentasi ini menjadi bukti bahwa sistem HACCP telah berjalan dengan benar. Pencatatan lengkap mampu memastikan transparansi dan akuntabilitas, sehingga memudahkan pengawasan.

Pelatihan Lebih Lanjut

Setelah semuanya berjalan sesuai prinsip HACCP untuk MBG, maka berikutnya pelatihan lanjutan. Para petugas harus mendapat pelatihan secara rutin. Mereka wajib memahami pentingnya kebersihan dan prosedur yang benar. Dengan menerapkan prosedur HACCP yang benar, maka program MBG menjadi lebih transparan dan aman. Ini tentunya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat luas terhadap program pemerintah tersebut.

HACCP untuk MBG melibatkan langkah-langkah pencegahan dan pelatihan berkelanjutan. Ini tentunya sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan makanan. Pasalnya, program MBG memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat untuk masyarakat luas. Oleh karena itu, masalah keracunan pangan harus dicegah sedini mungkin. Melalui sistem HACCP mampu memastikan MBG tidak hanya memberikan makanan bergizi saja, tetapi juga aman untuk dikonsumsi.

 

Scroll to Top